WELCOME TO MY BLOGG "RENUNGAN PRIBADI", I HOPE MY THOUGHTS THAT WRITTEN IN THIS BLOG CAN BE INSPIRED TO UNDERSTAND THE MESSAGE FROM GOD IMPLIED IN EVERYDAY ACTIVITIES.

Jumat, 24 April 2009

Mengapa banyak yang mengikuti Nya?

Kehidupan yang kita jalani saat ini bukanlah tujuan akhir tetapi hanyalah perjalanan menuju tujuan akhir yang sebenarnya. Sudahkah kita berjalan di jalan yang benar, atau kita masih mencari jalan kebenaran? Sudahkah kita berjalan di jalan yang membawa kepada keselamatan? Atau kita masih mencari dimana keselamatan itu. 

"Akulah Jalan dan kebenaran dan hidup" merupakan sebuah pernyataan Yesus yang disampaikan pada publik pada masa lalu (Yoh 14:6). Manusia pada masa itu diajak untuk mengikuti-Nya, dan merekapun mengikuti-Nya karena mereka melihat semua keajaiban yang dilakukan-Nya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya, memang kalimat yang diucapkan Yesus pada Thomas, tetapi ternyata kalimat itu bukan untuk Thomas saja  melainkan untuk kita juga yang hidup pada masa kini.

Saya teringat pada kegiatan liburan beberapa tahun lalu. Kami sekeluarga mengisi liburan dengan kegiatan berkemah di lokasi perkemahan Tana Kita yang terletak di Sukabumi. Sore hari, kang Asep yang memandu kami menyampaikan “Pak, nanti malam kita akan melihat kunang-kunang, habis makan malam kita berangkat ya”. “Baik kang” jawab saya.

Selesai makan malam, kami sekeluarga dan beberapa peserta lain sudah berkumpul di halaman menunggu kang Asep. Tak lama kemudian kang Asep datang, dia memberi pengarahan sebentar tentang prosedur yang harus diketahui demi keamanan perjalanan. Kami hanya membawa senter kecil, dan tidak boleh disorotkan kemanapun kecuali ke bawah, agar kunang-kunang tidak takut.

Lalu kang Asep mengajak kami  mengikuti dibelakangnya; menyusuri jalan setapak; sisi kiri dan kanan kami adalah alang-alang dan semak, hanya ada cahaya bulan yang redup di balik awan. Tanpa protes (karena harus hening) semua peserta mengikuti langkah kang Asep ke manapun ia berbelok. Begitu percayanya kami waktu itu pada kang Asep, walaupun jarak pandang cuma se meter ke depan.

Singkat cerita, sampailah kami di padang rumput luas. Tiba-tiba dari rerumputan bertebangan kunang-kunang, indah sekali suasana malam saat itu. Kekhawatiran selama perjalanan tadi terhapus,  karena terbukti bahwa kang Asep benar-benar mengetahui  jalan setapak yang menghantarkan kami ke padang rumput tersebut.

Sambil berjalan kembali menuju perkemahan saya bertanya kepada kang Asep bagaimana dia mengetahui rute jalan setapak tadi padahal malam itu cukup gelap dengan jarak pandang hanya bisa melihat semeter kedepan. “Saya sudah puluhan kali membawa tamu pak” jawabnya sambil terseyum. Dalam hati saya berguman, “hmmm.. pantas kalau begitu” karena meskipun dalam gelap kang Asep begitu yakin memilih tempat pijakan kakinya di jalan setapak tadi.

Saya membayangkan bila saya yang menjadi penunjuk jalan,  mungkin kami tidak akan pernah sampai ke padang rumput tersebut. Saya memang senang berkemah dan hiking, tetapi saya belum pernah melewati rute jalan setapak tadi apalagi melihat padang rumput yang banyak kunang-kunang tersebut. Bila saya menawarkan diri, kira-kira keluarga saya akan mengikuti saya atau tidak ya?, guman saya dalam hati. Mungkin siang hari bolong pun, mereka tidak akan mengikuti saya. Tentulah mereka memilih mengikut  kang Asep, karena kang asep memang tour gaet yang sudah hafal betul rute jalan setapak menuju padang rumput tadi.

Tidak ada seorang pun di bumi ini dari jaman Adam sampai saat ini yang dicatat dalam Kitab Suci agama apapun, yang pernah pernah mengatakan “Akulah jalan”, kecuali Tuhan Yesus Kristus sendiri. (Yohanes 14: 6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan  dan kebenaran  dan hidup.  Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku).  Yang menyedihkan hati adalah ketika saya tidak bisa berbuat apa-apa sementara saya menyaksikan teman bahkan keluarga dekat saya  masih mencari jalan yang lurus. Mereka sungguh taat, ketika mereka mendengar seruan yang mengajak menuju ke kemenangan; tanpa menunda-nunda mereka menghentikan aktifitas mereka; lalu pergi ke tempat beribadah.

Namun sayangnya perbuatan-perbuatan baik saja belum menjamin sampai ke tujuan, kalau jalan yang dipilih mengarah ke tempat lain. Dalam hati saya hanya berdoa: “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23:34). Kita patut bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk mengenal Yesus. Tidak semua orang terbuka hatinya menerima kata-kata Yesus ini: “Akulah Jalan”, kecuali orang itu memang dipilih-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Populer


Pembaca yang budiman,

Saya sangat senang bila tulisan dan pemikiran saya dicopy/disebarluaskan dan mohon mencantumkan "credit" sumber dari https://materirenungan.blogspot.com
Terimakasih.
Salam hormat,
Albert AFB.