Seorang guru Sekolah Dasar membagi kertas kosong kepada
seluruh muridnya. Kemudian ia meminta masing-masing anak menulis sebuah angka di
kertas tersebut. Setelah semua anak menulis, guru tersebut memerintahkan kepada
mereka yang menulis angka 1 untuk
mengangkat kertasnya, lalu beberapa anak yang menulis angka 1 mengangkat
kertasnya. Demikian seterusnya sampai angka 9.
Namun ada seorang anak yang dari awal tadi tidak mengangkat
kertasnya. Guru bertanya: “ Kenapa kamu
dari tadi tidak angkat kertas?. Si murid
menunjukan kertasnya , ternyata ia menulis angka “0“ (nol), melihat itu
teman-temannya tertawa karena cuma ia sendiri yang menulis angka nol. “Mengapa
kamu memilih angka nol nak?”, tanya guru. Dengan percaya diri murid menjawab: “Nol
memang tidak bernilai Bu, tetapi angka-angka lain yg dipilih teman saya itu
akan menjadi BESAR nilainya bila ia mau “menggandeng” angka nol saya yg tak
bernilai ini Bu”.
Dalam kehidupan sehari-hari, jangan berkecil hati bila kita
dianggap “Nol” oleh orang lain. Jadikan
itu untuk memotivasi diri dan tantangan bahwa dengan kehadiran kita justru akan
membuat lingkungan menjadi lebih baik. Yesus
pernah berkata “jadilah garam dunia”, artinya seperti kehadiran “garam” yang
menjadikan masakan lebih nikmat, maka kehadiran kita pun diharapkan
menjadikan lingkungan kita lebih baik..
Tuhan Yesus memberkati… amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar