WELCOME TO MY BLOGG "RENUNGAN PRIBADI", I HOPE MY THOUGHTS THAT WRITTEN IN THIS BLOG CAN BE INSPIRED TO UNDERSTAND THE MESSAGE FROM GOD IMPLIED IN EVERYDAY ACTIVITIES.

Jumat, 08 Mei 2009

Menginginkan apa yang kita dapatkan...

Menginginkan yang kita dapatkan... atau ....mendapatkan yang kita inginkan. Dari dua pernyataan tersebut manakah yang membuat hidup kita bahagia? Tentunya pernyataan "mendapatkan yang kita inginkan", karena hal ini sangat alamiah. Kita tentu punya angan-angan, harapan dan cita-cita. Dan tentunya kita berusaha mendapatkan apa yang menjadi keinginan kita. Tetapi TIDAK SEMUA keinginan kita bisa kita dapatkan, bukan?

Terkadang tanpa kita sadari, saat kita merasa begitu dekat dengan Allah, kita cenderung lupa "etika". Hal ini menyebabkan isi doa-doa kita menjadi seolah-olah MEMAKSA Allah untuk memenuhi keinginan kita. Kita menjadikan-Nya sebagai alat memenuhi keinginan kita..padahal keingginan tersebut belum tentu sesuai kehendak Allah. Pada saat keinginan kita tidak terwujud, maka yang timbul adalah rasa kecewa..koq Allah tidak mengerti ya keinginanku...

"Menginginkan yang kita dapatkan", kedengarannya aneh. Tetapi sebenarnya tidak, ini lebih cenderung kepada prilaku MENSYUKURI apa yang kita dapatkan. Kita mendapatkan sesuatu yang awalnya tidak kita inginkan, tetapi berusaha menjadi sesuatu yang kita inginkan.

Pertanyaanya, bagaimana caranya?
Mari kita mencoba memahami "keinginan" Allah terhadap kita. Allah Bapa yang menciptakan kita tentu maha mengetahui yang terbaik untuk kita. Sesuatu yang buruk yang kita terima saat ini, pasti ada rencana besar Allah untuk kebaikan kita.

Bila kita bisa "menginginkan" apa yang kita "dapatkan", hidup kita akan lebih bahagia.

Tuhan memberkati...amien.

2 komentar:

  1. saya tertarik sekali dengan ungkapan tersebut.
    campur tangan Tuhan itu selalu ada disetiap langkah kita. tanpa kita sadari semua itu adalah campur tangan Tuhan. berulang kali putus asa dan ingin berhenti ada di sini, di omk 8, tetapi berulang kali pula Tuhan menarik saya untuk terus ada disini, meskipun tak terhitung berapa paku yang menancap di hati saya, seakan ga kenal lelah dan ga kenal luka. seperti ilustrasi saat renungan mas di acara omk, tentang anak kecil yang emosional di suruh untuk memaku kayu oleh ayahnya dan mencabutnya lagi tetapi tidak boleh ada bekasnya. sebagai orang yang mempunyai sifat manusiawi, saya selalu merasa jenuh dalam kondisi seperti ini. kadang juga berfikir, buat apa saya berada disini jika saya selalu merasakan semua sakit ini. apakah ini hal yang pantas saya dapatkan dari semua ini?setelah apa yang telah saya berikan yang terbaik buat mereka? campur tangan Tuhan selalu membawa saya untuk tidak pernah bisa keluar dari semua ini, Tuhan menguatkan saya dalam langkah2 saya, tetapi saya tetap merasakan bekas paku2 itu dihati saya, seringkali saya memaafkan mereka, tetapi mereka selalu melakukan itu lagi, dibelakang saya dan saya mengetahui itu semua. karena Tuhan ga kan tinggal diam akan hal itu. perasaan dilema ini ga bisa membuat saya tenteram. padahal sebagai manusia saya menginginkan bahagia dan berguna. tolong kasih saya saran mas agar saya bisa lebih mengerti apa yang harus saya lakukan. terima kasih.

    BalasHapus
  2. aku setuju sekali!!!

    aku juga menyadari aku sering memaksakan kehendakku terhadap tuhan!!!

    sebenarnya sih aku menyadari bahwa tuhan yesus pati memiliki rencana terinda dalam hidupku..

    makasih buat renunganya!!!
    makasih

    BalasHapus

Postingan Populer


Pembaca yang budiman,

Saya sangat senang bila tulisan dan pemikiran saya dicopy/disebarluaskan dan mohon mencantumkan "credit" sumber dari https://materirenungan.blogspot.com
Terimakasih.
Salam hormat,
Albert AFB.